To All Boys I've Biased Before
Anyeong Readers ''// Mimin kembali dengan part II dari FF ini, di part II scene mereka akan lebih banyak kayaknya haha karna di
Part I kan emang pengenalan doang, FF ini juga Mimin Share di Wattpad ya, jangan lupa dukung Mimin disana~~ Mimin sebenernya gak tau ya apa ada yang masih baca FF atau enggak apalagi lewat Google tapi gimana dong Mimin sukanya disini hehe Stay TUNE terus Blog Gaje Mimin ya!!!
To All Boys I’ve Biased Before (My Bias)
Title : To All Boys I’ve Biased Before / My Bias
Author : Siagikwang
Genre : AU, Romance, Drama
Cast : – WannaOne
– Lee Hara as You
– Bae Sujin
– Other
Summary : “Hari berjalan seperti biasa, masih dengan langit yang sedikit mendung dan tatapan mematikan dari fans Minhyun, tak apa, semua orang bebas berpendapat sesukanya. Hwang Minhyun datang kesekolah hari ini, dengan senang hati aku memperhatikannya, wajahnya masih putih, kulitnya masih halus, senyumannya masih sama dan jelas sekali suaranya masih indah dan akan tetap seperti itu”
DISC : CAST ADALAH MILIK TUHAN YME,AGENSI,ORANG TUA DAN MILIK MEREKA SENDIRI, AUTHOR HANYA MEMINJAM NAMA,WAJAH SERTA AKTING MEREKA, DON’T COPAS TANPA IZIN, CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN DARI ISI KEPALA YANG BERANTAKAN MILIK MIMIN
To All Boys I've Biased Before
“Kenapa berhenti Guanlin?” tanyaku ragu kepadanya, bukannya
langsung menjawab dia malah mengernyit padaku tatapannya tampak bingung, lebih
bingung daripada aku yang menerima ajakannya tiba-tiba.
“Kau siapa ya?”
Jiwaku melayang saat pertanyaan itu keluar dari bibir sexy Guanlin,
aku merasa seperti ‘oh? Ini dimana? Ng? siapa aku?’ aku benar-benar
kehilangan akalku, dengan segenap kekuatan aku berlari menjauhi Guanlin yang
terus menatapku dengan canggung, ayolah aku dapat menjadi sangat canggung jika
bertemu dengannya. Tunggu, lalu kenapa dia membuka payungnya tepat didepanku?
Aku sampai rumah dengan selamat setelah menaiki bus dan membuka
kunci kamarku, apa-apaan kejadian memalukan itu? Memalukan! ”Apa yang sedang
dilakukan Minhyun ya?” lirihku perlahan pada computer didepanku, aku
mengunjungi fancafe dan membual semuanya tentang Minhyun.
“Hara, kau dimana? Cepatlah kerumahku jika kau ingin segera melihat Minhyunmu’’
Begitulah bunyi chatt Sujin saat aku memeriksanya, aku segera
bergegas mendatangi rumah Sujin, sekedar informasi, apartemen Sujin berada
diseberang jalan apartemen Minhyun dan kamar Sujin berada tepat mengarah ke
kamarnya Minhyun, jadi aku dapat menggunakan teropong untuk melihatnya.
Pernah waktu itu aku mengawasi Minhyun satu harian penuh dan dia
hanya tidur dan tidur, aku hampir gila saat itu. Dengan sangat cepat aku sampai
di apartemennya Sujin, membuka jendela kamarnya dan mengambil teropong
kesayanganku yang telah tinggal disini lebih dari 3 tahun.
“Aku heran, apa sih yang membuatmu terobsesi dengan Minhyun?”
Pertanyaan yang telah ditanyakan Sujin sebanyak tiga ratus empat
puluh tujuh kali selama aku berteman dengannya dan jawabanku tetap sama.
“Dia tampan” jawabku singkat,
“Bukankah banyak pria lain yang lebih tampan darinya?” Tanya Sujin
lagi
“Iya, banyak sekali, tapi mereka bukan Minhyun”
Sujin menggeleng-gelengkan
kepalanya membuatku semakin semangat memperhatikan Minhyun yang sekarang sedang
berjalan kearah jendela.
Jangan!!jangan jangan jangan jangan~~!! Kumohon jangan tutup
tirainya, aku mengirim telepati pada Minhyun supaya ia tak menutup tirainya dan
sepertinya bekerja, aku tersenyum bersyukur. Namun kurasa telepatinya bekerja
terlalu efektif sehingga Minhyun melihat kearahku, apa yang harus kulakukan?
Tanpa sadar aku tetap melihatnya melalui teropong, dan kulihat ia tersenyum
padaku, aku tak akan dianggap sebagai stalker kan? Sesaat kemudian, Minhyun
menutup tirainya dan memadamkan lampu kamarnya, mungkin dia akan tidur dan aku
memutuskan untuk menginap dirumah Sujin malam ini.
Malam yang panjang, aku terbangun pukul empat dan kulihat Sujin
masih sibuk dengan bukunya.
“Kau tidak tidur?” suaraku parau
“Umm, tidurlah lagi, aku hampir menyelesaikan soalku, jangan
khawatir” jawabannya membuatku berfikir lagi, bukankah aku dan Sujin sekolah
dibangunan yang sama dan pada semester yang sama? Tapi kenapa hanya dia yang
sibuk mengurusi tugas? Ah~ entahlah, memang nilai sempurna tidak akan datang
begitu saja.
Pagi hari datang, aku berpamitan pada orang tua Sujin untuk pulang
karna aku memang tak membawa seragamku, sementara Sujin sudah keluar subuh tadi
untuk belajar diperpustakaan, entah mau diapakan semua kepintarannya itu.
Ku lihat Sujin berjalan di tangga dengan lesu, aku mengendap ingin
mengagetkannya tapi malah aku yang dikagetkan ketika ia berbalik.
“Ya! Kenapa dengan wajahmu? Berapa lama kau tidak tidur?” tanyaku
khawatir
Sujin menunduk dengan kantuknya
sambil sesekali menguap
“Tiga hari” ucapnya lemah, aku memukul punggungnya berkali-kali
“Ya ampun, apa yang kau kerjakan sampai tiga hari tidak tidur, kau
pasti tidak waras” ucapku sambil terus memukulnya
Sujin tidak melarangku, dia hanya tersenyum lalu perlahan duduk
ditangga, disandarkan kepalanya dan sesaat kemudian dia langsung tertidur.
“Aihh wanita ini” aku menunggunya tidur untuk beberapa belas menit
sampai bel masuk berdering.
Kadang aku memuji diriku sendiri untuk kesetiaanku
ini.
Hari berjalan seperti biasa, masih dengan langit yang sedikit
mendung dan tatapan mematikan dari fans Minhyun, tak apa, semua orang bebas
berpendapat sesukanya. Hwang Minhyun datang kesekolah hari ini, dengan senang
hati aku memperhatikannya, wajahnya masih putih, kulitnya masih halus,
senyumannya masih sama dan jelas sekali suaranya masih indah dan akan tetap
seperti itu.
Namanya Ha Sungwoon, Gurumi. Dia adalah ketua dari genk preman
disini,pengikutnya juga tak main-main, ada Daniel, Jaehwan dan Woojin yang
selalu setia mengikuti langkah kakinya, kudengar dia sudah 5 kali tak lulus dan
ternyata itu hanya rumor belaka untuk menakut-nakuti junior yang lain, yang
lucu adalah Sungwoon adalah teman semasa kecilku. Dia adalah anak tetanggaku
yang selalu menangis saat aku menyebutnya seorang putri, kau tak akan percaya
betapa halus kulitnya, jika aku bisa aku ingin bertukar kulit dengannya.
Hari ini, dia berbuat ulah dikelasku, Bae Jinyoung yang juga salah
satu dari delapan hoonnam diganggu oleh genk Gurumi, semua barang dalam tasnya
dituang dan dihamburkan ke lantai, tak ada yang berani melawan karna Sungwoon
adalah anak ketua yayasan, Daniel adalah anak wakil kepala sekolah, Woojin
adalah anak kepala sekolah sementara Jaehwan adalah putra tunggal jaksa,
siapapun yang menghalangi mereka harus segera angkat kaki dari sekolah ini,
pernah satu kali, Kang Minhyuk mencoba melawan mereka namun akhirnya ia harus
meninggalkan sekolah, padahal saat itu dia baru saja masuk kelas tiga.
“Jangan menatapku seperti orang bodoh” Sungwoon membentak kearahku
yang memang melihatnya sedari tadi, aku memalingkan muka namun Daniel telah ada
dihadapanku
“Kita apakan bos?” tanyanya pada Sungwoon, si boss tak segera
menjawab, lalu tangannya dikibaskan mengisyaratkan bahwa Daniel harus
melepaskanku.
“Aku benci kau, Ha Seungwoon” ucapku lalu kutinggalkan kelas
Dulu Seungwoon tidak seperti ini, apa yang salah dengan dirinya?
Ah~ masa bodoh aku tak peduli toh masa kanak-kanak kami telah terlewat tujuh
tahun yang lalu.
Saat aku cepat-cepat meninggalkan kelas, aku menabrak sesuatu yang
keras, sakit sekali hingga membuatku terpelanting.
“Kau tak apa?”
Uluran tangan membarengi ucapan itu, suaranya khas dia adalah
senior Yoon Jisung, anak kelas 3A, si penyuka sastra dan matematika.
“Ah Tak apa kak, maafkan aku tak melihat kakak, maaf sekali lagi”
aku membungkuk dan kulihat dia juga membungkuk, jadi terpaksa aku harus
membungkuk lagi namun lagi-lagi dia ikut membungkuk, jadi aku memutuskan untuk
membungkuk sambil berjalan mundur meninggalkan senior Jisung.
Aku berhasil melarikan diri dikantin, mungkin tak ada yang sadar
bahwa sekarang adalah jam makan siang karna kulihat kantin masih kosong, jam
makan siang untukku lebih tepatnya. Guanlin duduk diujung pojok meja, iya, meja
tempatku duduk, kenapa dia disini?
“Hai” sapanya padaku
“yes, hai. How are you?” aku tergagap sambil menerjemahkan bahasa
yang akan dia katakan
“Fine, aku juga bisa bahasa Korea kok tenang aja” jawabnya singkat,
dalam hati aku merasa lega karna nilai bahasa Inggrisku adalah minus tiga puluh
empat.
“Udah berapa lama tinggal di Korea?” Tanyaku yang penasaran
Guanlin menghitung jarinya, tampaknya dia sangat serius tentang hal
ini. mungkin karna tak mau kalah lama dengan orang Korea yang tinggal di Korea.
“Tiga bulan”
Aku tercengang bukan karna apapun, tapi untuk apa dia menghitung
seperti Einstein jika jawabannya hanya tiga bulan? Bahkan lima jarinya masih
tersisa.
“Ah iya”
Aku mulai memakan nasiku, Guanlin hanya duduk dan tak memakan
apapun, oh dia meminum susu rasa pisang, mungkinkah itu adalah rahasianya
sehingga ia bisa tinggi menjulang seperti itu?
Ha Sungwoon datang diwaktu yang sangat tepat saat aku dan Guanlin
kehabisan kata untuk berbicara. Tunggu, waktu yang sangat tepat? Bukankah aku kemari karna menghindari dia?
“Lee Hara” Panggil Sungwoon padaku, aku tak memperdulikannya, aku
tetap diam duduk dengan santai, Guanlin memandang kearah Seungwoon
“Boss sepertinya murid Tiongkok ini ingin melawanmu” Woojin mulai
melakukan tugasnya sebagai provokator dalam genk itu
“Yayayaya tidak baik berkelahi seperti gelandangan dan lihat betapa
kurusnya orang Tiongkok itu sangat tidak sepadan dengan boss besar kita” itulah
kalimat paling bagus yang diucapkan Jaehwan pada Sungwoon. Ah~ kalian mungkin
bingung, akan aku jelaskan berhubung aku adalah istri Minhyun yang baik.
Ha Sungwoon adalah boss besar didalam perkumpulan tidak jelas ini,
Daniel adalah bodyguard Sungwoon yang akan menyelesaikan segala tugas berat
yang akan diberikan oleh Sungwoon terutama soal kekuatan. Kim Jaehwan adalah
seorang ceriwis dia adalah si tukang maki, tukang fitnah dan tukang merendahkan
lawan yang akan dihajar mereka seperti penjatuh mental dan terakhir adalah Park
Woojin, si penimbul masalah utama, dia akan memprovokasi Sungwoon hingga
membuatnya marah dan bebas menghajar lawannya. Penjelasan selesai.karna
sebenarnya aku tak mau membicarakan
mereka lebih banyak dan mereka juga tak penting untukku.
Daniel menyeret Guanlin dengan paksa, membawanya kesuatu tempat
yang aku juga tak tau dimana, aku tak dapat lagi mengikuti mereka karna
tanganku ditahan oleh seseorang, orang itu adalah
“Min,,Minhyun?” aku tergagap, dia benar-benar memegang tanganku?
Aku kaget memandangnya dan terus memandangnya, mungkin dia risih atau entah
bagaimana dia melepaskan genggamannya
“ah~ maaf” katanya padaku, jangan minta maaf Minhyun, mintalah
cinta dariku
“Tidak masalah, terima kasih karna mencegahku” aku merasakan pipiku
mulai merona, apakah aku bermimpi? Tidak ini nyata. Minhyun tampak bingung,
lalu mengangguk dan mengambil saus yang ada tepat didepan jemariku.
Aku tak memperdulikan Guanlin bahkan lupa tentang apa yang terjadi
sebelumnya, aku berlari menghampiri Sujin dan tergesa untuk menceritakan cerita
ini padanya, dan tempat yang paling tepat unruk menemukan Sujin adalah
Perpustakaan!
Mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan Sujin, ini agak aneh
kenapa dia tidak ada di meja biasa? Ku lihat lagi hingga akhirnya aku masuk
kedalam perpustakaan tempat yang tak pernah ingin kumasuki, Bingo! Itu dia, ck
tertidur diatas meja dengan tumpukkan buku, seharusnya ia pulang jika ingin
tidur. Dengan riang aku mendekati Sujin namun siapa sangka, sebelum aku
benar-benar sampai dan membangunkan Sujin ada Jihoon yang memperhatikan Sujin
dari jarak yang cukup dekat, ia tersenyum memandangi Sujin, mungkinkah, eh apa
mungkin? Kenapa tidak mungkin? Sujin cantik dan juga pintar, tentu saja banyak
yang antri untuknya. Aku merubah rencanaku, nanti aku akan menceritakan pada
Sujin tentang Minhyun.
Berjalan dikoridor membuatku harus bertemu dengan Ong, ayolah
kenapa harus sekarang? Ong hanya melirikku sedikit, sama seperti terakhir kali
ia melirikku, jujur saja, apa ada yang salah pada diriku?
“Permisi” aku menyapa Ong duluan, ia berhenti
“Ya?”
Aku menghela nafas dan kuberanikan diri menatapnya, namun aku belum
berani, aku menunduk kembali “Maaf sebelumnya, tapi apakah ada yang salah
dengan diriku? Sudah dua kali kita berpapasan dan kau melirik tanpa ekspresi ke
arahku, itu membuatku sedikit tak nyaman”
Ong mengangguk-anggukkan kepalanya
“Kau tak nyaman dengan lirikkan kecilku? Kalau begitu maaf, tapi
aku juga sangat terganggu dengan tatapan tanpa ekspresimu yang menatapku lebih
dari lima detik setiap kita berpapasan” ucapnya lalu meninggalkanku, aduh
sikapku ini, bodoh.
Aku kembali melanjutkan perjalananku, jalan yang tak mudah saat aku
bertemu dengan Sungwoon tapi kenapa dia sendirian?
“Lee Hara aku ingin bicara denganmu” Sungwoon menatapku dengan
serius, apa yang diinginkan preman ini dariku sekarang?
Diam membatu, itulah yang kulakukan saat Sungwoon menarik tanganku,
aku tak bergeming saat ia mencoba menarikku, hehe coba saja kalau bisa.
Perlahan Sungwoon menurunkan cengkramannya.
“Semua itu salah paham” katanya padaku
“Tentang?” aku balik bertanya karna memang tak ada yang harus
disalah pahami dengannya, semuanya jelas.
Wajah Sungwoon tetap serius membuat aku sedikit gugup dan merasa
tak nyaman, aku tahu situasi ini. Sungwoon mengambil nafas dan kembali
menatapku
“Aku dan Yuri tak pernah…”
“Hentikan” Potongku padanya
“Aku bahkan belum menjelaskan apapun” protesnya
“Aku tahu apa yang ingin kau katakan, tapi semua itu masa lalu aku
tak ingin terikat pada hal itu lebih lama lagi”ucapku padanya, apa aku belum
mengatakan tentang hubungan spesial kami? Yah itu dua tahun lalu, saat kami
dikelas tiga SMP aku dan Sungwoon pernah memiliki suatu ikatan yang lebih dari
sekedar teman, dulu dia sangat baik padaku walaupun kami sudah tidak pernah
bermain bersama, namun pada saat itu dia menyatakan perasaannya untukku, polos
sekali. Namun semuanya tak seindah bayangan anak-anak bukan? Jujur aku tak
ingin menceritakan hal ini pada siapapun dan tak ingin mengingatnya lagi karna
cerita itu harus berakhir tragis.
“Kau tak mengerti yang ingin aku katakan, berhentilah bersikap acuh
dan dengarkanlah aku sekali saja, ku mohon Lee Hara” Sungwoon membuatku
mengalah, aku tak mau berurusan dengannya tapi baiklah, toh cuma sekali ini
saja kan?
“Okay, apa yang ingin kau ucapkan? Tapi jika ini benar-benar tak
berguna lebih baik jangan, asal tau saja, hatiku telah lama berubah” aku
memperjelas ucapanku, kulihat matanya sedikit bergetar
“Terserah dengan hatimu itu urusanmu, tapi aku tak ingin membuat
orang salah paham dengan apa yang tidak kuperbuat, mengerti?”
Tatapannya
berbeda, apa yang harus disalahpahami dari situasi hari itu? Aku dan JooE
berjanji bertemu ditaman saat itu, kami membeli es krim dan tanpa sadar aku
melihat Yuri dan Sungwoon berpegangan tangan dengan es krim di salah satu
tangan mereka, es krim itu adalah es krim strawberry kesukaanku dan sekarang es
krim itu ada di tangan Yuri, aku melihat mereka berdua dengan jelas
menyantapnya dengan nikmat sambil tersenyum, harus ku akui aku tak melihat
wajah Sungwoon sepenuhnya tapi dari wajah Yuri telah menjelaskan semuanya,
mereka bahagia dengan es krim kesukaanku. Begitulah akhirnya aku memutuskan
hubungan dengan Sungwoon, bahkan ketika minta maaf dia tak membawakan es krim
strawberry, menyebalkan.
“Aku kalah taruhan dengan Yuri, kami bertaruh bermain gunting,batu,
kertas dan aku kalah sebanyak lima kali, jadi aku harus mengajaknya berjalan ke
taman dan waktu itu Yuri memintaku menggenggam tangannya karna dia memiliki
penglihatan yang buruk, kau kan tau kalau Yuri mengidap gangguan penglihatan”
jelasnya padaku dengan wajah serius
Sebenarnya aku ingin menanyakan soal es krim itu namun ku tahan,
aku hanya mengangguk dan mengatakan bahwa aku mengerti dan meninggalkan
Sungwoon, karna aku memang sudah tak memiliki perasaan apapun padanya.
Saat aku kembali ke kelas, kelas itu rasanya kosong, yah kelas itu
memang sedang kosong karna para siswa pasti melakukan kerja paruh waktu,
apalagi sekarang pukul 2 hanya tersisa lima murid termasuk aku. Aku tak
bersemangat sama sekali, hingga kelas berakhirpun aku tak melakukan pelanggaran
apapun, aku hanya menonton papan tulis dengan tatapan kosong. Bukan, bukan
karna Sungwoon apalagi Seungwoo, hanya karna hari ini, kenapa aku harus bertemu
mereka semua hari ini? kenapa aku tak terlambat hari ini? kenapa?
Jihoon menyapaku saat bertemu dilorong, aku teringat kejadian di
perpustakaan dan menjadi lebih lesu dari sebelumnya.
“Yaa kau baik-baik saja?” Tanyanya padaku, ingin kujawab tidak tapi
apa mungkin? Tapi anehnya bukankah aku tak begitu menyukai Jihoon, iya, aku
hanya menyukainya karna dia adalah artis medsos dan dia tampan, tak lebih.
“Tentu aja, kenapa? Oh iya, aku melihat semuanya loh” Ucapku padanya
ditambah dengan godaan dari mataku yang membuatnya mengernyitkan keningnya
“Melihat apa?” Dia penasaran, lalu aku mengangkat bahu
“Aku melihat sesuatu di tempat sunyi dan pengap itu” Jawabanku
membuatnya salah tingkah, senyumnya tertarik dan dia menggaruk belakang
kepalanya, aku berlari meninggalkan Jihoon, tak apa aku masih memiliki Minhyun,
yang entah kapan akan sadar dengan keberadaanku ini.
Aku duduk dipinggiran ranjangku, memperhatikan semua poster besar
didinding, memandangi semua wajah Minhyun yang menyembunyikan senyumku
“Apa
aku terlalu mencintaimu?” Lirihku perlahan
To Be Continue~!
Hehe How about the story? Jangan bully Mimin yes kkk~ Silahkan tinggalkan jejak pendapat kalian ya Readers~~~
CUPCAP With Cast~~
Ha Sungwoon tampak berjalan mendekati Siagikwang yang sedang duduk menikmati angin dipinggiran taman, dari raut wajahnya dapat terbaca bahwa ia sedang tak ingin bercanda. Begitu sampai di tempat Siagikwang Sungwoon langsung mengecam wanita itu.
"Ckckck apa yang dilakukan penulis ditempat seperti ini? Bukannya mengerjakan sesuatu malah malas-malasan begini bagaimana pembaca mau mendukungmu?" suara khas Sungwoon membuat Siagikwang tersenyum kecil
"Apa maumu? Aku tau kau bukan type orang yang akan berjalan-jalan sendirian dan kebetulan bertemu denganku lalu menesahati dengan kata-kata sok bijak itu" Siagikwang beralih untuk menatap Sungwoon
"Itu benar, aku ingin protes dengan karakterku disini, hey aku bukan seorang preman kau tau" Sungwoon menatap Siagikwang, tatapan mereka bertemu, lama Siagikwang menatap tajam kearah Sungwoon, lalu sebelum akhirnya bangkit, Siagikwang mengatakan hal yang membuat Sungwoon tersenyum puas.
"Itu hanya setengah dari peranmu, kau harus menyaksikan akhirnya untuk bisa protes dengan baik" Siagikwang berjalan meninggalkan Sungwoon, namun apes jangan ditanya saat ia harus berpapasan dengan Woojin.
"SIAGIKWANG!!!!!!!!!"
mengetahui bahaya yang datang Siagikwang langsung lari dengan tenaga yang baru dikumpulkan
"MAAFKAN AKU PARK WOOJIN" teriaknya.