Animated  Sparkly Love Heart

Selasa, 27 November 2018

[[FF]] TO ALL BOYS I'VE BIASED BEFORE (MY BIAS)

INTRO
Hai Readers~~ Maafkan Mimin yang menghilang bak debu dengan sejuta FF terlantar di blog Gaje ini, MIANHAE~~ Bahkan selingkuh dengan blog sebelah =_= Maafkeun~~
Untuk menebus kesalahan Mimin maka dari itu Mimin gak akan update disana dan akan mereupload FF Mimin yang Mimin post disana walaupun cuma, huhu
FF pertama Mimin dengan cast yang berbeda dan tak ada unsur Song-Song nya karna Mimin sudah MOVE ON tapi tetep enggak mau liat berita apapun tentang Joongki hoho
OK karna para Readers Mimin udah hapal kalau Mimin gak bakal banyak omong, langsung aja ya CHEK THIS OUT~~~~~~~~~~~~~~~~~
To All Boys I’ve Biased Before (My Bias)
PicsArt_11-26-07.43.51[1]
Title : To All Boys I’ve Biased Before / My Bias
Author : Siagikwang
Genre : AU, Romance, Drama
Cast :  – WannaOne 
            – Lee Hara as You
            – Bae Sujin 
            – Other
Summary : “Hari berjalan seperti biasa, masih dengan langit yang sedikit mendung dan tatapan mematikan dari fans Minhyun, tak apa, semua orang bebas berpendapat sesukanya. Hwang Minhyun datang kesekolah hari ini, dengan senang hati aku memperhatikannya, wajahnya masih putih, kulitnya masih halus, senyumannya masih sama dan jelas sekali suaranya masih indah dan akan tetap seperti itu”
DISC : CAST ADALAH MILIK TUHAN YME,AGENSI,ORANG TUA DAN MILIK MEREKA SENDIRI, AUTHOR HANYA MEMINJAM NAMA,WAJAH SERTA AKTING MEREKA, DON’T COPAS TANPA IZIN, CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN DARI ISI KEPALA YANG BERANTAKAN MILIK MIMIN
To All Boys I’ve Biased Before (My Bias)
Namanya Hwang Minhyun bukan Lee Minhyun atau Kim Minhyun apalagi Choi Minhyun, dia dari keluarga Hwang, wah bukan wajahnya saja yang sempurna tapi namanya juga, aku tak bisa menutup mulutku saat aku berpapasan dengannya dikantin waktu itu,bukan, maksudku bagaimana bisa ada orang sesempurna dia? Dia tinggi dengan tubuh yang proposional, kulitnya putih bersih, tatapan matanya yang tajam suaranya yang manis dan senyumnya yang hangat serta kebersihannya ah belum lagi kepribadiannya, dia adalah pacar idaman diseluruh dunia. Dia tidak akan terganggu dengan wanita yang sengaja merayunya, keinginannya sangat pasti, ah~ aku akan gila lama-lama jika hanya dapat melihatnya dari jauh, tapi jujur jika dibandingkan dengan penggemarnya yang lain aku ini hanyalah bungkus plastik bekas yang terbang tertiup angin. Hwang Minhyun, dimana aku bisa membelimu? Tunggu!! Bahkan bila dia dijual secara global dari proses pabrikan mungkin aku harus menjual ginjal dan jantungku serta mataku untuk membelinya atau mungkin aku bisa pinjam milik Sujin terlebih dahulu haha.
Aku tak percaya aku si plastic remahan ini bisa sekelas dengan Minhyun. Uwahhh aku harus mendapatkan nomor teleponnya. Tapi..
“Minhyun bisakah kau membukakan ini untukku?”
‘Minhyun, bisakah kita berfoto..’
‘Minhyun aku mencintaimu’
‘Minhyun~’
‘Minhyun’
‘Min~’
AH, semua penggemar yang mengerumuninya membuatku gila
“Memang Minhyun itu apaan sih sampai di ributin banget kayak lagi diskonan aja” celetuk Jaerim si pria ceriwis dikelas. Langsung saja semua tatapan siswi tertuju padanya dan mengelilingi mejanya, selanjutnya? Kau dapat membayangkannya sendiri, yang pasti ketika kerumunan itu menghilang dari mejanya, pakaiannya telah berantakkan begitu juga rambutnya, sejujurnya dia pantas menerimanya.
Aku melirik kesebelah kiri kulihat Minhyun yang sedang menutup matanya dan meletakkan kepala diantara lengannya, membuatku harus tertunduk malu karna kulihat betapa imutnya ia dalam posisi seperti itu, lalu kuberanikan diriku menoleh kearahnya agar lebih intens memandang wajah imutnya, kuperhatikan mejanya yang di penuhi kado dari banyak siswi, lalu kutengok lokernya yang juga telah kepenuhan dengan seluruh surat dan hadiah,Minhyunku itu memang, apa aku menyebutkan bahwa ia adalah milikku? Ah~ malunya aku ><
Hari ini adalah hari pertama semester baru, aku dan Sujin harus berpisah kelas karna urusan nilai yang menurutku tidak adil sama sekali, tapi berkat itu aku jadi bisa sekelas dengan Hwang Minhyun, keberuntungan ini tak ingin kubagikan pada siapapun. Jika kau bertanya kenapa Minhyun ada dikelas terakhir sepertiku aku rasa harus kujawab karena jadwalnya yang padat dan harus membuatnya mendapat sedikit perlakuan spesial, karna dikelas kami ini tak ada kelas tambahan seperti kelas lainnya dan tak mementingkan tentang kehadiran jadi kau dapat menyebutnya sebagai kelas keinginan seluruh selebriti? Seperti itu. Nilai rata-rata hasil ujian seleksi dikelas ini adalah 2,7 dari total 10, sebut saja kami murid transparan, tak apa karna dikelas ini rata-rata adalah orang yang telah bekerja paruh waktu, jadi jangan heran bila kadang mereka ada dan keseringan tak tampak dikelas. Kami bukannya orang bodoh hanya sengaja gagal diujian seleksi demi pekerjaan. Kalau Minhyun, dia tak ikut ujian karna konsernya diluar negeri waktu itu.
“Yakk Bae Sujin” aku menggeser tempat duduk Sujin dan langsung bercerita tentang Minhyun padanya, aku tau Sujin tak tertarik tapi siapa peduli, yang penting aku dapat menceritakan semuanya.
“Lalu? Aku dapat apa setelah mendengar semua khayalan tak masuk akalmu itu?” Tanyanya ketus padaku, tentu saja aku tak kesal karna Sujin adalah teman terbaikku aku malah lanjut menceritakan semua yang ingin kukatakan padanya.
“Mana mungkin pria sepertinya tidak punya pacar dan lagi, idol yang digilai wanita aku tak percaya jika mereka itu jomblo, maksudku coba lihat tampangnya, ayolah kalian seharusnya lebih realitis saja dan berhentilah berkhayal tentang sesuatu yang mustahil” ujarnya lalu meninggalkanku sendiri yang masih tak perduli tentang ucapannya.
Sampai dirumah, aku cepat-cepat berbaring ditempat tidur dan menutup mataku rapat-rapat berharap esok datang lebih cepat dari biasanya, aku tak percaya aku akan segembira ini menunggu untuk kembali kesekolah.
‘Ini Lucid dream? Sesuatu yang hanya kubaca di internet itu? Wah apa ini benar-benar mimpi?’ aku mengoceh, kucubit pipiku dan tak ada rasa sama sekali, ok aku akan memunculkan Minhyun dalam mimpiku kali ini. Tutup mata, jadilah Minhyun jadilah Minhyun jadilah Minhyun, dan *BOOM* Minhyun ada dihadapanku sekarang dengan kemeja kebesaran miliknya dan buku yang sedang dibacanya, tampan sekali.
“Eum, permisi Minhyun” ucapku tergagap
Minhyun melihat kearahku, ya Tuhan apa ini nyata? Oh iya ini adalah mimpi
“Lee Hara? Aku telah lama menunggumu” ucapnya sambil tersenyum padaku, ditutupnya buku itu dan berjalan kearahku, tunggu tunggu tunggu hatiku belum siap
Aku menelan ludah dan kelabakan membenarkan rambutku, ia datang kearahku dan menyisir poniku dengan jemarinya, aku tak tahan melihat tatapan matanya
“Minhyun apa ada sesuatu diwajahku?” tanyaku padanya saat ia lama menatap padaku, kukira jantungku akan meledak, aku menelan ludah kembali sungguh mimpi ini membuatku sangat gugup, tenanglah Hara ini hanyalah mimpi hanya mimpi hanya mimpi. Aku mensugesti alam bawah sadarku yang mulai menggila kembali.
Setelah mensugesti pikiranku aku membuka mata dan saat ini yang kulihat hanyalah langit-langit kamarku, ayolah aku bisa mendapatkan yang lebih romantis dari itu, aku mencoba memejamkan mataku kembali namun kantuk tak menyerangku, aku menyerah tidur lagi saat kulihat sudah pukul tujuh tiga puluh pagi. Buru-buru aku pergi kesekolah, dan tentu saja untuk apa aku terburu-buru jika akhirnya aku tau bahwa aku telah terlambat.
Setelah squad lima puluh kali, aku pergi berlari kekelas berharap lelahku hilang saat aku melihat Minhyun namun, tentu ia tak akan disebut artis jika terlalu sering kau temui bukan? Ya Minhyun memeliki schedule nya sendiri, aku menangis dalam hati sambil menggigiti tas didepanku ini. Seharusnya aku memimpikan yang erotis daripada romantis.
“Hara kita tukar tempat duduk” ucap Lani padaku, aku memiringkan kepalaku
“Kenapa aku harus Park Lani-ssi?” ucapku padanya
Lani menghela nafasnya kesal, ia melihat keatas lalu menatapku “Karena itu adalah perintah”
“Perintah siapa?” tantangku padanya, aku tak akan mengalah dan menyerahkan tempat duduk strategisku pada wanita ini
“Ji Rahyun” ucapnya padaku, aku mengingat-ingat nama itu, ah! Dia wali kelasku
“Makanya jangan tidur, minggir” usirnya, aku meliriknya, gadis berkacamata dengan potongan rambut pendek ini cukup menyeramkan aku harus mengalah kali ini, Minhyun anyeong~
Seharian aku merasa sangat bosan, tak ada hal yang bisa dipandang dan Sujin juga sibuk di perpustakaan, apa yang harus dilakukan gadis delapan belas tahun sendirian disekolah yang membosankan ini? aku berjalan mengelilingi lapangan basket, ada seseorang yang menarik perhatianku, dia adalah murid transfer dari China Lai Guanlin, salah satu yang terbaik diseluruh kelas namun tetap kalah bila dibandingkan dengan Minhyunku. Kuperhatikan cara ia memasukkan bola dalam ring, tak buruk juga, bahkan dapat dikatakan hebat, Lai Guanlin.
“Hei”
Seseorang menyenggol bahuku, oh sesuatu yang paling kubenci, siapa sih yang sok akrab denganku, aku menoleh memasang muka masam, namun kemasamannya menghilang saat kulihat Park Jihoon yang duduk disebelahku, aku dengan cepat membalikkan badanku,sangat canggung tetapi menyenangkan.
“Iya?” suaraku tak keluar, aku tahu itu adalah suara yang memalukan, Jihoon tersenyum kearahku, Ya Tuhan kalau ini adalah lucid dream lagi kumohon jangan pernah bangunkan aku.
“Lee Hara bukan?” Jihoon bertanya padaku sambil terus tersenyum, aku mulai meleleh, oh sial kenapa aku menjadi gugup seperti ini.
“Iya, namaku Lee Hara” aku menjawabnya dengan nada suara yang minta di pukul, suaraku jadilah normal
“Apa yang kau lakukan sendirian disini? Dimana Sujin?” tanyanya kembali sambil celingukan, aku menggeleng lalu menunjuk arah perpustakaan
“Anak rajin itu sedang belajar diruangan sunyi dan pengap itu”
Jihoon terkekeh mendengar jawabanku, ini nyatakan? Bukan lucid dream, Jihoon, Park Jihoon salah satu dari 8 hoonnam di sekolah, dia adalah seleb sosmed dengan pengikut 11 M dan dia sekarang sedang berbincang denganku si bungkus plastik, Tuhan keberuntungan apa yang telah kau berikan padaku ini?
“Gaya rambutmu cantik, serasi dengan bandonya” puji Jihoon padaku yang membuatku salah tingkah, kutarik kembali ucapanku yang mengatakan bahwa hari ini adalah hari yang membosankan. Tarik tarik tarik!!
Jihoon kembali kekelas karna bell yang telah berbunyi, aku berjalan malas menuju kelas yang diisi dengan bapak-bapak dan ibu arisan itu.
Sekarang aku duduk di meja nomor 2 dari depan dekat jendela, aku dapat melihat murid-murid yang berlalu lalang di koridor sekolah, kupandangi mereka satu persatu dan kutemukan sosok yang menarik perhatianku, sebenarnya dia telah menarik perhatianku semenjak orientasi waktu itu, wajahnya sangat tampan dan masuk dalam daftar hoonnam, dia berada di tiga besar bersama Jihoon entah darimana seluruh manusia tampan ini berasal. Namanya tak mungkin dapat kau lupakan, dia adalah Ong Seongwoo. Satu-satunya siswa dengan marga Ong disekolah ini. dia sedang bercanda bersama teman-temannya dengan tawa yang akan menenangkan hatimu.
*PLETAAK*
Sebuah penghampus tepat mengenai dahiku, rasanya sakit sekali, kurasa aku terkena amnesia dadakan.
“Lee Hara! Apa pelajaranku adalah candaan untukmu? Berdiri diujung lorong sekarang!!” Pak tua ini membentakku dengan sesuka hatinya, aku merengut dan berjalan kearah koridor, berdiri disana dengan satu kakiku terangkat keatas dan tanganku yang menyilang memegang telinga. Si tua Donghae sangat menyebalkan. Tapi tak apa karna dia membuatku menjadi lebih dekat memperhatikan Ongie.
Ong berjalan melewatiku sambil melirik sedikit, aku tertunduk sungguh tak dapat berkata apa-apa lagi, aku mulai lelah dengan posisiku dan sedikit mengantuk, palajaran pak tua itu masih lama lagi berakhirnya, apakah ini saatnya aku menurunkan kakiku? Belum lagi menyentuh tanah, si bapak tua telah meneriakiku dari dalam
“Jangan turunkan barang sesentipun atau kau harus membersihkan toilet selama 3 bulan” ancamnya, aku diam tak menjawab, salahkah bila aku tersenyum disaat kelas? Ini tak masuk akal, Minhyun aku merindukanmu.
Akhirnya kebebasan kudapatkan saat bel berdering, aku tak ingin mengulanginya lagi bahkan bila Minhyun tepat didepan wajahku, oh aku salah, mungkin aku akan melakukannya lagi. Jangan mengutukku karna mungkin kau juga akan melakukan hal yang sama.
Hujan turun sore ini, iya, sore tepat setelah bel pulang sekolah, aku tak membawa payung apalagi jemputan, haruskah aku berlari dengan segala kekuatanku? Entahlah, aku mulai berpikir apakah saatnya untuk kembali menaiki mesin waktu dan bermain hujan sekali lagi, tapi semua keinginanku lenyap bak debu saat seseorang membuka payungnya tepat didepan wajahku, kulihat lengannya yang panjang sedang memayungi tubuh ringkihku, kulihat wajahnya, dia Lai Guanlin, si pria transfer itu? Menakjubkan! Tapi, kenapa? Kenapa dia memayungiku? Entah sejak kapan sebuah senyum terpampang di wajahku, aku mengikuti langkah kakinya dan berjalan menuju hujan, aku tak tau masih ada orang baik dimasa sekarang. Namun tiba-tiba langkah kakinya terhenti sehingga membuatku harus berhenti juga.
“Kenapa berhenti Guanlin?” tanyaku ragu kepadanya, bukannya langsung menjawab dia malah mengernyit padaku tatapannya tampak bingung, lebih bingung daripada aku yang menerima ajakannya tiba-tiba.
“Kau siapa ya?”
To Be Continue~!
Hehe How about the story? Jangan bully Mimin yes kkk~ Silahkan tinggalkan jejak pendapat kalian ya Readers~~~
CUPCAP With Cast~~
Hujan mulai menampakkan dirinya, suara ketikkan terus menerus terdengar dibalik sebuah dinding berwarna cream, seorang wanita terlihat sangat serius menghadapi monitornya, fokusnya buyar saat seseorang mengetuk pintu rumahnya.
“Siapa?” Teriaknya dari dalam namun pertanyaannya hanya dibalas dengan ketukkan lainnya
‘Ah~ pasti dia’ Pikir si wanita, tak berapa lama setelah ia membuka pintu, seorang pria langsung masuk dan duduk diruang tamu milik si wanita
“Ada apa Ong Seongwoo-ssi?” Tanya wanita itu sambil memijit pelipisnya, pria tampan bermarga Ong ini tampak tenang, lalu diubah posisi duduknya, ditatapnya wanita itu
“Siagikwang, aku mengerti karna FF kali ini akan memuat banyak cast, aku paham. Tapi, di tengah jarangnya aku  muncul dalam FF mu kenapa kau tidak memberikan dialog apapun padaku? Kenapa? Apa peranku mengidap suatu penyakit atau apa?”  
Siagikwang melihat Seongwoo dengan tatapan dingin
“Arraseo~ sekarang pergilah aku harus menyelesaikan naskahku” Siagikwang menggosok matanya, Seongwoo tak beranjak dan malah memesan secangkir kopi
“Buatkan aku kopi, aku terlalu malas untuk pulang sekarang, aku akan beristirahat sebentar” Setelah Seongwoo menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah sosok Guanlin
“Oh Hyung!” Serunya saat dilihatnya Seongwoo
“Yo man~”
Mereka berdua tampak asyik tapi tidak untuk Siagikwang
“YAKKK!! KELUAR DARI RUMAHKU!!” Siagikwang merancau, diusirnya kedua pria itu
“Ah Nuna aku baru sampai” rengek Guanlin
“Aku tau apa yang akan kau rengekkan kali ini, ok ok arraseo kalian akan mendapatkan peran berbeda di FF yang berbeda jangan sekarang”
-END-

Tidak ada komentar: