Animated  Sparkly Love Heart

Jumat, 29 Maret 2019

(CERPEN) HIGH LEVEL FANTASY


Anyeong para Readers ku tercinta hehe 
Balik lagi dengan Mimin kalian yang super duper kece dengan cerita yang amburadul, kali ini Mimin enggak buat FF tapi buat CERPEN!!! Yeayyyy!!!a
Terimakasih buat Peterpan yang menginspirasi aku buat nulis cerita ini, yup CERPEN ini Mimin buat berkat lagu Peterpan yang judulnya 'Khayalan Tingkat Tinggi' 
Satu lagi!!! Jangan harapkan romance ya hehe
Langsung aja nih CHEK!! |THIS!! OUTTTT!!!






High Level Fantasy

Taman,tempat yang sangat menarik untuk bertemu banyak orang sekaligus atau harus ku katakan sebagai tempat yang paling biasa untuk bertemu orang lain. Aku duduk di kursi taman yang panjang, waktu itu tahun 2011 dan cuaca sangat indah di sore hari, iya, sore, aku ingat masih banyak burung layang yang terbang mengintari langit ataupun kutilang yang hinggap dipucuk-pucuk cemara, hari itu, Senin yang menyenangkan tanpa ada orang yang sadar aku tertarik dengan seorang wanita yang saat ini tengah tertawa bahagia bersama seorang pria yang tak penting untukku. Melihat senyumnya yang begitu indah, aku merasa perlu untuk memilikinya. Ketika melihat ke arah pandangnya aku merasa waktu seolah memberikan kesempatan untukku, kurasakan dentingan detik yang perlahan memudar dan menghentikan waktu, hanya ada aku dan dia. Tanpa sadar, aku ikut tertawa saat ia menunjukkan garis wajah senangnya. Sekarang yang tersisa adalah dia yang mengelilingiku, wajahnya menghantui pikiranku, apalagi saat dia akan pergi, ia berbalik melihat ke arahku membuatku harus tersenyum malu memandangnya.

Aku tak harus bertemu tiga kali untuk mengatakan bahwa dia adalah takdirku bukan? Karna ku rasa dua kali saja sudah cukup untuk membuatnya menjadi milikku.


Banker dibawah perpustakaan ini menjadi saksi, saksiku sebagai pemilik wanita ini seutuhnya, aku sangat ingin memilikinya hingga kuberanikan diri mengajaknya ke tempat persembunyianku, kami diam cukup lama saat memasuki banker ini, cukup lama dalam keheningan yang membuat jantung saling memburu

Ingat apa yang paling mengesankan sekaligus mengesalkan? Suara berdecit pintu banker yang terbuat dari beton itu, sangat mengganggu tapi juga mengagumkan karna setiap kali aku membuka pintu itu aku jadi teringat wajahmu yang menunggu kedatanganku, aku sangat menyukai wajah bahagia seorang gadis  yang menanti kekasihnya. Ekspresi itu, sangat menenangkan hatiku.

“Aku bahagia”
Ucapan itu tergambar jelas pada ekpresimu, aku tau, tanpa kau beritahupun aku tau hal itu. Karna tanpa ucapan apapun ketika dua orang saling mencintai, mereka akan mengerti,
Tangan lembut yang membuatku semakin cinta padamu ini tak akan ku lepas, selamanya akan ku genggam, selamanya.


Waktu itu, ya, ini cerita lama, kenangan yang membuatku terus teringat padamu adalah saat kau mengatakan bahwa kau juga mencintaiku, rasanya seperti jutaan kupu-kupu menggelitik jantungku, hingga tanpa sadar aku terus menggigit seluruh bibirmu dengan sangat kencang, maaf mungkin kau sedikit kesakitan waktu itu.

Aku sangat ingin mengatakan bahwa kau bisa lari kapanpun dari hidupku, tapi kau bilang kau tak bisa,  itu membuatku sangat percaya padamu, aku tau kau tak akan pernah bisa melakukannya.
Hingga saat ini, wajahmu tetap kusimpan dalam lemari ingatanku, orang-orang mungkin tak akan mengerti dengan diriku, kenapa aku masih menyimpanmu sampai sekarang tapi aku yakin bahwa kau 100% mengerti diriku. Karna kita saling mencintai bukan?

“Kita saling mencintai bukan?”
Ucap Davin pada sebuah wajah berbingkai kaca tersebut.

“Apa kau akan tetap melanjutkan hal ini?”
Ucap Davin pada pantulan dirinya dicermin, bayangan itu lalu mengangguk

“Kau juga menyukainya bukan?”
Tangannya menggenggam, saat tinjunya akan melayang, ia berhenti, lalu mengambil nafas panjang kemudian menutup matanya dan kembali menatap datar ke arah cermin.


Saat itu 2011, Davin telah memperhatikan Maria cukup lama, merasa terganggu dengan tatapan aneh Davin, Maria segera menghampiri Davin

“Maaf, tapi apakah aku mengingatkanmu pada seseorang?”
Tanyanya pada Davin yang malah tersenyum memandang Maria

“Maaf”
Jawab Davin dengan cepat lalu meninggalkan Maria dengan ekspresi tidak percaya.


Mentari telah lama berpindah tempat dan mempercayakan bulan untuk menjaga bumi, Maria menaiki taksi menuju tempat tinggalnya tanpa perasaan janggal apapun, hingga ia turun dari taksi ia tetap tenang, hingga seorang satpam memberikan minuman untuknya, minuman favoritnya, banana milk.

“Seseorang menitip ini untukmu nona, katanya kau cantik hari ini”
Kata-kata satpam itu membuatnya senang dan meminumnya tanpa masalah, setelah menghabiskan minumannya, ia mengucapkan terimakasih pada satpam itu dan mengundurkan diri, ia memasuki gedung apartemenya dan langsung menuju unit miliknya. Sesaat sebelum ia benar-benar masuk kedalam, ia ambruk.

Gelap.
Saat aku membuka kedua mataku, rasanya sakit sekali, saat kesadaran sudah kudapatkan aku merasakan sakit yang luar biasa, entah kenapa, entah apa yang salah. Tanganku terikat dengan sangat kencang, ah aku tau penyebabnya, kakiku di tarik keatas dan diikat secara terbuka, posisiku sekarang terbalik, tanah terlihat seperti langit dan langit seperti bumi, darahku naik memenuhi kepala. Aku tak tau ini mimpi atau kenyataan, tapi saat ku dengar suara berdecit, aku dapat merasakan kengerihan yang mencekam hingga harus ku alihkan pandangku, kemudian seseorang yang tampak familiar mendekatiku

Ya, dia pemuda yang kutemui di pusat perbelanjaan tadi siang.

“Maria, aku Davin dan aku sangat menyukaimu, kau tau perasaanku kan?”
Perkenalan sekaligus pernyataan itu membuatku ketakutan, otakku tak bekerja dan rasanya sesak, aku takut, sangat.

“Maria” 

Saat ia menyebut namaku dengan perlahan, bulu kudukku berdiri, mataku berair, ia menyentuh wajahku yang ketakutan, tangannya sangat lembut, aku ingat rasa itu, rasanya menjijikkan.

“Aku mencintaimu sejak pertama kali kau melihatku di taman waktu itu, aku suka dengan tatapanmu, sangat menawan, kau juga menyukaiku kan?”

Bibirku kaku, diam beribu bahasa dengan pertanyaan konyol itu, dulu, aku tak pernah belajar tentang psikopat, aku tak tau apa yang harus ku lakukan saat aku harus bertemu langsung dengan mereka.

“KENAPA DIAM?!! JANGAN MEMBUATKU JADI ORANG YANG MENYEDIHKAN!!!”
“KATAKAN KAU JUGA MENYUKAIKU!! KATAKAN!!”

Ia merancau, lalu dibantingnya semua alat yang ada disitu, kursi itu hancur berkeping-keping. Aku menangis ketakutan, aku menangis tanpa suara dengan seluruh tubuhku yang bergetar.

“AHH SIAL!!”
Makinya

“Ini tak benar, Maria maafkan aku, maaf aku tak bermaksud, Maria, aku tak bermaksud membuatmu ketakutan”

“Maria, MARIA!! DIAM!! AKHHHHH”

Aku tak dapat merasakan apapun kecuali kengerihan itu, saat ia sudah mulai tenang, ia memandang wajahku kembali, di belainya wajahku

“Aku sangat menyukai ekspresimu, wajah ramahmu pada semua orang, aku sangat ingin memilikinya”

Kalimatnya membuatku menggigil kembali

“Jangan, Ku mohon jangan”
Aku terisak, lalu semuanya menjadi gelap kembali,

Sekali lagi, ketika aku membuka mata, semuanya telah kembali normal, kepalaku tidak menghadap bumi, hanya saja, tanganku terikat ke atas dengan kakiku yang ikut terikat di antara kaki kursi, tubuhku juga terbalut tali di antara kursi ini, aku duduk dengan tali yang melilit seluruh tubuh.
Lampu neon 5 watt menemani pandanganku, aku berteriak meminta pertolongan, namun percuma, hanya ada gema di ruangan ini.

Entah pukul berapa sekarang, bibirku menjadi kering, dengan perut yang keroncongan, suara berdecit kembali terdengar, derap kaki seseorang juga tergambar jelas
Ia datang dengan senyuman terpampang di wajahnya, saat wajahnya menghadap ke arahku, aku meludahinya.

“Sayang, apa yang kau lakukan pada kekasihmu?”
Tanyanya padaku, aku tau nasibku, apalagi yang harus ku takuti?

Ia memaksaku memakan nasi yang ia sulangkan untukku, aromanya sangat busuk dan sangat menyengat, kau penasaran dengan apa yang diberikannya? Itu adalah tahu yang di campur dengan nasi, lebih tepatnya, tahu berjamur dengan nasi lembek basi berulat, kau tau hal gila apa yang dikatakannya?

“Sayang, makanlah, ini adalah cintaku untukmu”

“Ah,bukan, tapi rasa cintaku untukmu, terlihat menjijikkan tapi percayalah, rasanya sangat menyenangkan, apalagi saat kepala ulat ini meletus diantara sela gerahammu, kau mungkin akan penasaran dengan kata terakhir ulat yang harus mati ini, tapi ia harus mati untuk membukatikan kesetiaannya”

Saat ia menjelaskan hal itu, matanya membesar, ia bersemangat, nafasnya tak beraturan lalu rona bahagia menyelimuti wajahnya.

“Maria, sayang, aku mencintaimu”

Ia membelai rambutku, menariknya perlahan lalu menahannya, sakit sekali,sakit yang tertahan.

“Aku tak ingin kau pergi dari sini, aku menyayangimu, aku cinta padamu, Maria”

Ia lalu keluar dengan menumpahkan piring berulat itu di pangkuanku, aku dapat merasakan ulat yang menggeliat mulai memasuki tubuhku, perlahan mereka melata di antara kulitku, aku berteriak dan menangis sekuat tenaga.

Ia datang kembali membawa sebuah alat yang mengerihkan, gergaji mesin.

“Untuk apa itu? Gila! Bangsat kau, aku tak akan memafkanmu, Setan! Anji##! Bangsat!”
Aku merancau begitu ku lihat benda itu, aku ketakutan

Suaranya memekakkan telingaku, aku menatapnya tajam, kulihat wajahnya yang bersemangat

“JANGAN!!”
Aku berteriak

“Ku Mohon, Aku juga mencintaimu, jangan! Jangan lakukan itu, aku sangat mencintaimu”
Aku memohon padanya, tapi percuma,

‘nggg..nggg..NGGG’

Suara gergaji mesin itu semakin keras, aku menangis dengan kekuatanku, merasa ngerih dengannya

“Sayang, aku hanya takut kau akan kabur dan meninggalkanku sendiri, ini tak akan lama”

Ku mohon cabut nyawaku sekarang Tuhan,
Rasanya tak akan kau bayangkan

“nngingg grgr ngggr”

Darah keluar dari kakiku, ngilu sekali, perih dan sakit,

“AAAHHH!!!”
“EUGGHHHHHH AHHHHH”

Aku berteriak, merasakan ketika kulitku terkoyak dan besi itu mencapai pada tulangku hingga menembusnya,  yang kulakukan hanya menangis dan berteriak, tubuhku menggelenjang hebat saat ku lihat kedua kakiku telah terjatuh di lantai,

“AHHHHHKKKKKKKKKHHH”
Aku berteriak sekencang-kencangnya dan langsung ambruk.

Ku kira, saat itu aku akan langsung mati, tapi tidak, hari terus berlanjut dan darahku telah berhenti bercucuran, yang paling mengerihkan adalah, dia meminum darah itu dan memberikannya padaku, dia bilang dengan begitu, dia dan aku dapat menyatu selamanya.

“Kau GILA! TAK WARAS!!”
Aku berteriak, kaki ku di gantungnya dilangit-langit, aku masih membayangkan kaki itu melekat di antara tubuhku,rasa ngilu saat melihat kaki itu tetap terasa dan bertahan,

“Sayang”
Ucapnya penuh penekanan

“Aku telah lama tak melihat jemarimu”
Sambungnya

Aku mengantupkan mulutku, mencoba merasakan kehadiran jari jemariku, pupil mataku terus membesar dan bergerak gelisah, ia menampakkan giginya kembali, aku tau ekspresi itu, aku putus asa.

“Aku tak akan memberimu gergaji berisik itu, aku hanya ingin menggenggam tangan lembutmu”
Ucapnya membuatku sangat ketakutan, ia menghampiriku, membuka tali pada kedua tanganku, walau tubuhku mungkin tak dapat bergerak lagi, tapi aku percaya pada tanganku, ku cakar wajahnya dan ku maki ia dalam tatapan.

“SIAL!”

Teriaknya, ia melotot ke arahku, menarik meja yang memang telah lama tertinggal disitu, ia menaruhnya tepat didepanku, meraih kedua tanganku dan mengikatnya di sana, aku sangat lemas karna telah kehilangan banyak sekali darah hingga tak bisa lagi melawan kekuatannya

“Padahal aku hanya ingin menggenggamnya, tapi, kau malah memberikan untuk selamanya”

Di imbuhinya tanganku, di tempelkan wajahnya di punggung tanganku, ia menatapku dengan sangat menjijikkan

“DASAR SETAN BERENGSEK! GILA! TAK WARAS! KAU BUKAN MANUSIA!! SIALAN!!”
Aku terus memakinya, lalu ia tertawa

“teruskan sayang, teruskan, makianmu sangat seksi”

Setelah mengatakan itu, aku mendengar ia menyeret sebuah alat, itu adalah kapak yang cukup besar, ludahku tak dapat ku telan, dan ku harap aku akan mati setelah ini.

“Padahal aku tak begitu tertarik dengan wanita buntung”
Ucapnya, lalu..

“KLACKKK”
Ia tak memutus di pergelangan tangan, tetapi di antara siku, sendiku terlepas, yang paling menyiksa adalah, saat darah bermuncratan dari sisa lenganku, ia mengambil sebuah bolpoin dan menusuk di antara sumsum tulangku yang masih menyatu, sangat sakit kau tak akan bisa membayangkannya, sakit sekaligus ngilu, lebih ngilu dari yang kau bayangkan. Ia terus menusuk di seluruh area lenganku yang masih lekat dengan tubuhku, saat aku masih sadar dan samar memandang ke arahnya, ia mengatakan hal ini

“Saatnya memiliki ekspresimu seutuhnya”

Aku tak merasakan apapun saat siletnya melukai wajahku, aku hanya merasakan ada aliran darah yang muncrat diantara pipi yang menyambung dengan telingaku, lalu, sayatan itu turun ke antara dagu dan leher, kemudian, aku melihat kulit wajahku menggelayut diantara mataku, tak puas dengan itu, ku rasa ia mengambil gergaji dan mulai menggergaji sebagian dahiku, hingga akhirnya aku tak merasakan apapun dan tertidur sangat panjang.


-Tamat-

















Epilog

“Sepertinya dia menyukaimu”
Ucap Raihan pada Maria yang membuatnya tertawa dengan keras, Maria melirik ke arah Davin yang tak memperhatikannya

“Jangan gila”
Jawaban itu membuat Raihan ikut tertawa

“jujur saja, jika pria tampan sepertinya mendekatimu pasti langsung kau terima dan jadikan pacarkan?”

Maria tak menanggapi pertanyaan itu, hanya terus tersenyum dan menutupi wajahnya yang mulai memerah

“Hei, hei, Helen sudah di bioskop nih, cabut yuk, dia bakalan teraktir daging katanya”

Ajak Raihan pada Maria yang langsung di setujui, kemudian saat Maria benar-benar ingin meninggalkan tempat itu, ia menolehkan kepalanya dan langsung bertatap muka dengan Davin, ia tersenyum canggung kemudian berlari menghampiri Raihan.


-SELESAI-




Nah nah gimana? Gak ada romantis-romantisnya kan?? Hehe Jangan lupa Tinggalakan jejak Readers sayang~~~~ MUACHHHH Salam Siagikwang ~.~